Menjadi wirausaha adalah suatu pekerjaan mulia, dimana dengan menjadi seorang wirausaha artinya seseorang telah ikut serta membantu pemerintah dalam mengurangi pengangguran dan membawa bangsa ini kearah yang lebih baik, namun sayangnya jumlah wirausaha yang ada saat ini terutama di Indonesia masih sangat sedikit, hal ini sangat irois mengingat negara ini memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah, yang apabila dikelola oleh tangan-tangan kreatif bukan tidak mungkin dapat membawa bangsa ini kelevel yang lebih tinggi nantinya. Saat ini jumlah pengangguran di Indonesia masih sangat tinggi, karenanya keberadaan wirausaha-wirausaha baru sangat dibutuhkan untuk dapat menyerap kelebihan tenaga kerja tersebut, jumlah pengangguran tersebut masih akan bertambah mengingat setiap tahunnya setiap universitas di Indonesia akan meluluskan ratusan ribu wisudawan. seharusnya para mahasiswa dapat menjadi wirausaha setelah selesai studi, namun sayangnya para sarjana-sarjana muda ini lebih tertarik menjadi PNS dan karyawan di sebuah perusahaan. Ada beberapa alasan mengapa para mahasiswa enggan untuk menjadi wirausaha setelah lulus kuliah, seperti rasa takut memulai usaha, belum memahami usaha apa yang akan dijalankan, sampai rasa malu untuk berwirausaha.
Tingginya
tingkat pengangguran sudah semestinya bukan hanya menjadi perhatian pemerintah
saja, tapi semua pihak, termasuk mahasiswa, karena mahasiswa setelah selesai
studi juga malah menambah angka pengangguran yang ada, hal ini dikarenakan
tidak sebandingnya jumlah lulusan perguruan tinggi dengan daya serap lapangan
kerja yang ada setiap tahunnya. tentunya untuk dapat menyerap kelebihan tenaga
kerja tersebut sangat dibutuhkan peran dari para wirausaha, namun hingga saat
ini jumlah wirausaha di Indonesia masih tergolong kecil, yaitu hanya 1,56% dari
keseluruhan jumlah penduduk, padahal idealnya sebuah negara berkembang harus
memiliki sedikitnya 2% wirausaha, hal ini membuat negara kita tertinggal jauh
dari negara-negara lain di Asean yang rata-rata telah memiliki 4% wirausaha.
Para
sarjana yang baru saja menyelesaikan studinya pun tidak banyak yang menjadi
‘job creator’ mereka masih enggan untuk memulai suatu usaha secara mandiri, hal
ini dapat terjadi karena kurangnya rasa percaya diri untuk berwirausaha, dan
kurang mengenal betul seperti apa wirausaha yang sebenarnya hal ini dapat terjadi karena sejak duduk di
bangku kuliah para mahasiswa hanya dibekali dengan teori-teori kewirausahaan,
dan sangat sedikit yang langsung mempraktekkan kegiatan kewirausahaan tersebut.
Mungkin dikampus banyak mahasiswa yang memulai usaha-usaha kecil, seperti
berjualan makanan di kampus atau jualan online, sayangya hal tersebut tidak
banyak membantu mahasiswa untuk benar-benar ingin berwirausaha ketika mereka
selesai studi, hal ini dikarenakan usaha yang mereka tekuni di masa kuliah
hanya usaha kecil-kecilan yang tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yag
sebenarnya.
Karena
itu Program SJSBT (Satu Jurusan Satu Bisnis Tunggal) diharapkan mampu
menumbuhkan jiwa kewirausahaan mahasiswa sejak duduk di bangku kuliah sekaligus
melatih daya kreatifitas mahasiswa dalam menghasilkan barang dan jasa.
Ada beberapa alasan mengapa mahasiswa
enggan memulai usaha meskipun mereka memiliki ide bisnis, hal tersebut antara
lain:
1. Rasa malu untuk memulai usaha
sendirian
Banyak mahasisiswa yang sebenarnya
sangat ingin memulai suatu usaha namun ada perasaan malu dalam dirinya untuk
mulai membuka usaha, sehingga ide bisnis yang dimilikinya tidak dapat
tersalurkan. dan akan sangat senang apabila bekerja sama dengan orang-orang
yang memiliki keinginan yang sama untuk berwirausaha.
2. Kurangnya motivasi
Dalam
membuka suatu usaha baru bukanlah hal yang mudah, apalagi bila mahasiswa tidak
memiliki latar belakang keluarga pengusaha, karenanya butuh dorongan dari
orang-orang terdekat.
3. Tidak percaya diri atau takut
gagal/takut rugi
Orang
seringkali tidak berani membuka usaha karena alasan takut gagal dan takut
mengalami kerugian, karenanya dengan program SJSBT ini akan sangat membantu
mereka mengembangkan peluang usaha dengan modal yang besar dan kemungkinan rugi
yang kecil
4. Modal yang tidak mendukung
Modal
sering menjadi hambatan orang-orang tidak jadi membuka usaha, besarnya bunga
pinjaman dan usaha yang belum tentu memperoleh keuntungan sering menghantui
mereka yang ingin berwirausaha
Program SJSBT (Satu
Jurusan Satu Bisnis Tunggal)
Program ini adalah sebuah program yang melibatkan
pihak Universitas, dimana Universitas akan mewajibkan untuk memiliki satu buah Bisnis
Tunggal di masing-masing jurusan atau prodi, dimana bentuk perusahaan harus
benar-benar seperti bentuk perusahaan yang sebenarnya, harus benar-benar
professional seperti terdapat produk atau jasa nyata yang dihasilkan dan
memiliki divisi-divisi kerja yang berbeda untuk setiap perusahaan, seperti
divisi pemasaran, keuangan produksi dan Sumber Daya Manusia, adapun pelaksana
atau karyawan di masing-masing divisi dalam perusahaan adalah mahasiswa jurusan yang bersangkutan yang dipilih secara
berkala dan modal yang ditanamkan dalam perusahaan adalah modal yang berasal
dari mahasiswa jurusan yang bersangkutan dimana semakin besar modal yang
ditanamkan masing-masing mahasiswa makan besarnya dividen yang mereka terita
juga akan semakin besar. Selain itu perusahaan yang didirikan mahasiswa ini
juga harus memiliki surat izin usaha dari instansi yang berwenang, hal ini
sangat akan membantu mahasiswa agar lebih memahami apa saja prosedur-prosedur
yang harus dilakukan untuk memulai suatu usaha yang baru nantinya.
Proses Implementasi SJSBT (Satu
Jurusan Satu Bisnis Tunggal)
1. Perancangan Program
Perancangan
program ini dilakukan dengan membuat perencanaan detail mengenai program ini,
mulai dari waktu pelaksanaan, sistematika penilaian, serta pihak-pihak yang
akan terlibat dalam keseluruhan program.
2. Sosialisasi Program
Sosialisasi
dapat dilakukan dengan cara melakukan seminar-seminar di kampus serta dapat
juga dengan menyebarkan Surat Keputusan berlakunya program yang disahkan oleh
rektor masing-masing universitas.
3. Pelaksanaan Program
Proses
ini dilakukan secara serentak di masing-masing jurusan, dimana masing-masing
jurusan harus membentuk sebuah bisnis yang nantinya dapat menghasilkan barang
dan jasa yang dapat dijual untuk menghasilkan profit.
4. Evaluasi program
Evaluasi
dilakukan dengan menilai tingkat keberhasilan program, dihitung dari
profitabilitas masing-masing bisnis yang dijalankan oleh setiap jurusan, untuk
meningkatkan minat mahasiswa, dapat juga dilakukan dengan memberikan
penghargaan secara berkala bagi jurusan-jurusan yang mampu menghasilkan profit
tertinggi, produk paling inovatif, hingga beberapa kategori lain.
Pihak-pihak yang terlibat dalam program :
1. Pihak Rektorat masing-masing
universitas
Pihak
rektorat dapat bertindak sebagai perancang kegiatan, sistematika penilaian, dan
memberi evaluasi dan apresiasi.
2. Mahasiswa
Mahasiswa
bertindak sebagaipelaksana kegiatan, yang mendirikan dan mengorganisir bisnis
yang dijalankan.
3. Dosen
Dosen
bertindak sebagai pengawas dan pembimbing mahasiswa selama proses
berlangsungnya program.
Anggaran Dana Kegiatan (dihitung persemester)
Milestone
|
waktu
|
Budget
|
Keterangan
|
Perancangan
|
3 bulan
|
Rp. 30.000.000
|
Dilakukan hanya 1 kali pada saat program telah
disetujui untuk diimplementasikan oleh universitas
|
Sosialisasi
|
1 bulan
|
2 kali/semester
Rp.
5.000.000
|
melakukan seminar
dari rektorat untuk setiap jurusan, dilakukan di fakultas dilakukan di awal
semester
|
Pelaksanaan
bisnis
|
4 bulan
|
Rp.0,-
|
Modal awal
berasal dari mahasiswa yang akan menjalankan bisnis, dimana masing-masing
mahasiswa akan menginvestasikan sejumlah uang untuk modal dan nantinya akan
memperoleh bagian sesuai persentasi modal yang ditanamkan di awal pembentukan
bisnis.
|
Evaluasi
|
1 bulan
|
1 kali/semester Rp. 25.000.000
|
melakukan
proses penilaian per semester dan pemberian hadiah senilai Rp.25.000.000 bagi
satu jurusan dengan bisnis terbaik se - Universitas
|
*Catatan : masing-masing jurusan wajib memberikan sejumlah
laba yang dihasilkan pada universitas yang jumlahnya dihitung berdasarkan
persentasi tertentu yang telah disepakati. Misalnya 10% dari laba bersih.
Peluang:
Saat
ini kewirausahaan adalah salah satu mata kuliah wajib universitas, artinya
semua jurusan yang ada di setiap universitas pasti mempelajari kewirausahaan,
hal ini dapa dimanfaatkan oleh pihak universitas untuk membuat Program SJSPB
(Satu Jurusan Satu Perusahaan Bersama) ini, dimana keaktifan para mahasiswa
dalam menjalankan perusahaan yang didirikan dan kemampuan mahasiswa dalam
mengelola perusahaan hingga memperoleh laba akan menjadi poin penilaian untuk
mata kuliah kewirausahaan, hal ini tentunya akan membuat mahasiswa lebih
tertantang dan semangat untuk mengelola perusahaannya.
Selain
itu untuk menambah semangat para mahasiswa/i dalam mengelola perusahaan mereka
adalah pihak universitas dapat membuat pengumuman secara berkala jurusan mana
di universitas tersebut yang mampu menghasilkan laba yang paling tinggi, lalu
memberi penghargaan kepada jurusan tersebut, hal ini tentunya akan menambah
hasrat bersaing para mahasiswa dan belajar bahwa dalam berbisnis selalu ada
persaingan.
Manfaat Pasca Program SJSBT (Satu Jurusan Satu Bisnis Tunggal) bagi mahasiswa/i:
1.
Mengimplementasikan
Ide Bisnis mahasiswa
Mahasiswa
sebagai generasi muda memiliki segudang ide bisnis kreatif, namun seringkali
tidak diimplementasikan dengan berbagai alasan tertentu, melalui program ini,
semua ide bisnis mahasiswa akan dapat diintegrasikan dalam sebuah bisnis
tunggal yang menjadi peluang usaha sambil menempuh pendidikan.
2.
Memiliki
pengalaman kerja
Saat
akan melamar kerja ataupun memulai usaha pengalaman kerja adalah hal yang
paling dibutuhkan, semakin berpengalaman seseorang dalam suatu bidang, jelas
akan meningkatkan produktivitas kerjanya, hal ini akan didapatkan lewat program
SJSBT (Satu Jurusan Satu Bisnis Tunggal) dimana mahasiswa akan terbiasa dengan
bisnis bersama yang dijalankannya.
3.
Memahami
bentuk perusahaan yang sebenarnya secara menyeluruh, mulai dari cara mendirikan
perusahaan, pengelolaan perusahaan sampai pada
pembagian keuntungan.
Karena
dalam SJSBT (Satu Jurusan Satu Bisnis Tunggal) sebuah usaha dijalankan langsung
oleh seluruh mahasiswa dalam jurusan
yang bersangkutan, maka mereka akan memiliki pengetahuan yang konkrit (bukan
lagi teori-teori dari buku) mengenai seluk-beluk pendirian usaha dan sampai
pada tata cara pembagian keuntungan diantara para investor dalam usaha yang
dijalankan.
4.
Memiliki
tambahan pengetahuan dalam bidang usaha yang digeluti
Apabila
bisnis yang dijalankan oleh jurusan tertentu adalah bisnis Tiket pesawat
terbang, maka setiap mahasiswa dalam jurusan tersebut akan memiliki wawasan yang
lebih luas terhadap bisnis tiket pesawat terbang dan akan memudahkan mereka
apabila ingin membuka bisnis yang sama setelah selesai studi.
0 komentar:
Post a Comment